Wednesday, January 4, 2012

I love the way you lie

Jakarta, 17 Oktober 2011

Baby… Please come back, it wasn’t you, you are still here right, still alive… Lirih Jason berkata di depan pusara Kiara… Istri yang telah dinikahinya 3 tahun lalu di Jakarta dan lalu dibawanya tinggal di Australia.. Ada sedikit penyesalan tapi.. penyesalan memang selalu datang belakangan… Bayangan-bayangan masa lalu ketika mereka masih bersama membanjiri pikirannya

Pulomas, Januari 2008

“Kamu yakin mau menikah dengan bule itu?” Ibunda Kiara berbisik tetapi tetap saja ada penolakan dalam kata-katanya
“Ma.. Jason itu orang baik kok, papa aja setuju, ya kan pa?” Kiara menoleh meminta dukungan sang ayah dengan sedikit memelas, papa Kiara yang sangat menyayanginya hampir selalu mengatakan iya atas semua permintaan anak bungsunya itu
“Sudahlah Ma, biarkan kali ini Kiara berkuasa atas hidupnya sendiri, toh dia sudah dewasa, lulus dengan nilai Cum Laude sesuai kemauanmu toh” Kiara bernafas lega sambil menggerakkan bibirnya ‘thank u pa’
“Ya tapi kenapa harus tinggal di Australia sih, kaya disini tidak ada tempat saja, memang rumah ini tidak cukup besar untuk kalian berdua?” dan Kiara tetap membela Jason yang terduduk menunduk di ruang tamu ‘Indonesian people is so complicated, too much rule, meddle too much’ Jason’s grumbling

Brisbane, Februari 2009

“Stay away…”
“Babe..”
“Just leave me” Kiara menahan tangisnya sambil memegangi lengannya yang kebiruan, lebam karena dicengkeram terlalu
“Sorry, I didn’t mean to hurt you babe, I’m jealous” Jason masih membela diri. Perayaan hari kasih sayang malam itu tidak berakhir dengan kasih. Jason yang sangat pencemburu menjadi geram melihat salah satu temannya mendekati Kiara di pesta Valentine malam itu. Bahkan Jason tidak segan-segan memukul pria tersebut ketika ia mendapati sang pria menyentuh pipi Kiara
‘Tadi itu ada remah kue di pipi aku, Jason stop!!” Kiara melerai, berang ditambah malu dengan ulah Jason di depan umum
“Hei Dude, I think you should leave my house. We will talk later” Robert sang empunya rumah memutuskan untuk mengusir Kiara dan Jason, tepat setengah jam setelah kedatangan mereka di rumahnya
“Aku cuma mau pulang, sekarang” Kiara memasang seat belt dan mematung sampai mereka tiba di apartemen

Kemang, Juli 2010

WIndi masih menatap Kiara yang terlihat semakin kurus dan sayu, seperti sayur bayam yang kelamaan di kulkas menunggu untuk di masak.. ‘Duh masa sahabat sendiri disamain dengan bayam, bawaan lapar sepertinya’
“Mba….” Windi memanggil waitress dan mulai menyebutkan beberapa menu favorit mereka bila mereka makan di café tersebut
“Gue ngga laper”
“It’s a must, look at you. Tiny like zombie” dan Kiara tidak sedikitpun tersinggung akan hal itu, jujur ia pun merasa berat badannya sangat menurun
“Kenapa sih lo ga minta cere aja, ngga capek lo disakitin mulu sama tuh bule kampung, dia KDRT lo diem, dia cheating lo diem juga, gile lo sabar banget sih. Ngarepin apa sih?”
“Sebenarnya dia baik koq, inget ga waktu gue ultah? Dia ngajakin gue dinner di tengah padang rumput, plus ada pelayannya lagi..”
“Iya tapi sebelum itu lo di hajar abis-abisan gara-gara lo marah karena dua hari dia ngga pulang-pulang. Dugem sama cewe ngga jelas… Insane banget ngga sih laki lo”
“Ya makanya dia feel sorry banget Windi… dia nyesel banget udah nyakitin gue”
“Dia psycho buuw”
“Gue ngerti koq kenapa dia kaya gitu, he wanna have baby, tapi gue belum bisa kasih”
“Ya elah itukan bisa-bisanya dia aja biar lo feeling guilty, biar dia bisa berbuat seenaknya, duhh gue jengkel sama lo, kenapa lo jadi moron kaya gini sih!!” Windi benar-benar bertanduk. Dan ini adalah kali pertama ia bersikap kasar kepada Kiara.. Dulu Windi selalu sabar mendengar semua keluh kesah Kiara, dua puluh empat jam tujuh hari seminggu ia akan selalu ada untuk Kiara, menangis di line telepon, memelototi Blackberry hanya untuk menuggu BBM berikutnya dari Kiara, atau membalas email Kiara diantara jam kerjanya yang super sibuk.. Tapi.. yaa mungkin memang sabar itu ada batasnya atau mungkin Windi yang kesabarannya masih terbatas sehingga hari ini, di Café favorit mereka tempat mereka biasa ketawa ketiwi bahagia ia pun meradang

Kiara memang masih bolak balik Jakarta Australia, dengan alasan kangen sekaligus mengurusi Butiknya dan Windi, dan lebih sering ia sendiri karena Jason tidak mau menemaninya “I’m busy babe, that’s for you too right” alasan yang selalu sama kala Kiara mengajaknya


Brisbane, Agustus 2011

“Babe I am pregnant”
“What?” Jason tidak mendengarnya, ia terlalu sibuk menekuri poto-poto model cantik obyek potonya, ya itulah profesi Jason, sebagai potografer majalah terkenal di London, dan itu pula alasan Kiara mengijinkannya dekat dengan dunia malam, dunianya para model
“Aku hamil” Kiara mengulang dengan lirih
“Really?? Are you sure?” tidak tampak kebahagiaan dimata Jason, hanya terkejut
Kiara mengangguk “Kamu senang tidak?”
“Tentu” Jason menjawab singkat, selain bahasa Inggris merekapun sering menggunakan bahasa Indonesia karena Jason pernah lama tinggal di Jakarta
“I wanna go home, aku mau hamil dan melahirkan di Jakarta, dikelilingi oleh keluarga, sahabat dan orang-orang yang mencintaiku”
“You are home, with me, husband that love you so much, wanna do anything to make you happy, and I wud die for you” Jason mengedipkan matanya
Hampir saja Kiara melted untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini tekadnya sudah bulat ia tidak akan menyerah dengan kata-kata manis dari Jason
“No babe, I need my family, aku mau menjaga kehamilanku sampai nanti anak kita lahir dengan selamat”
“Oo jadi kamu berpikir kalau kamu tinggal disini bersama aku anak itu tidak akan selamat?? What the hell you talking about?!”
“Bukan begitu sayang…” tapi terlambat, pembelaan Kiara tidak pernah selesai ia utarakan karena Jason sudah terlanjur tersinggung dan marah lalu ia pergi meninggalkan apartemen begitu saja

Brisbane, 15 Oktober 2011

Oh Tuhan aku lelah… lirih Kiara. Lelah dalam arti kata harfiah, lelah setelah kembali menjadi bulan-bulanan Jason… She feels like a whore yang dipukul seperti anak kecil yng mendapat hukuman sekaligus sebagai seorang istri yang baru saja memenuhi kewajiban terhadap suami. Kehamilannya tidak mengubah apapun, Jason masih saja pulang sesuka hati lalu menagih kewajibannya sebagai istri, tidak perduli kalau ia pulang dengan keadaan mabuk dan sebagainya. Dan ia tentu saja tidak bisa menolak.
“I wanna vomit babe” ujarnya pelan, tapi Jason tidak perduli. Jason baru akan berhenti kalau ia sudah merasa puas

“Halo..” Jason menjawab panggilan di Blackberry nya, 10 menit setelah ‘tugas’ Kiara selesai
“What??... Where??.. Ok I’ll be there as soon as possible.. but.. I must take a shower first… hahahah yeah you know.., ok see ya there” ia menaruh Blackberry nya dan segera ke kamar mandi, menyalakan shower, mandi secepat kilat, berpakaian rapih lalu… pergi meninggalkan Kiara
“Babe, Shanty ngajak hang out, her husband is birthday now… aku mau mengajak kamu tapi… you look so terrible, see ya”
I am a whore… dan Kiara pun kembali menangis dalam sunyinya

Brisbane, 16 Oktober 2011

Windi, Mama Papa Kiara, Kaka kembar kesayangan Kiara dan para istrinya, anak-anak mereka beserta babysitternya berjalan cepat di Bandara Soekarno Hatta, sambil sesekali mengusap airmata… Mereka semua berwajah sendu, mendatangkan keheranan pada orang-orang yang melihat mereka, penerbangan ke Luar Negeri seharusnya diwarnai dengan suka cita.. tapi mereka berbeda karena mereka pergi bukan untuk berlibur tapi untuk mengambil jasad Kiara, untuk membawanya pulang seperti keinginannya beberapa bulan yang lalu

Windilah yang pertama-tama mendengar berita ini. Jason menghubunginya lewat Blackberry Kiara

“….. Ketika aku pulang dia sudah tidak bernafas.. I don’t know why”
“Arrghhh…. Fuck You Jasoonn” Windi membanting telponnya setelah mendengar berita tersebut

Dari hasil visum dokter mengatakan bahwa Kiara telah tiada tanggal 15 oktober. Hari dimana ia ditinggalkan dalam keadaan lemah, lelah, tidak ada daya walaupun hanya untuk mengambil minum.


Jakarta, 17 Oktober 2011

Baby… Please come back, it wasn’t you, you are still here right, still alive… Lirih Jason berkata di depan pusara Kiara… Baby I love you so much.. I wanna have children from you baby… forgive me.. Ia menggenggam gundukan tanah di makam Kiara dengan dua tangannya terikat borgol. Beberapa Polisi berdiri di belakangnya siap untuk membawanya ke penjara

No comments:

Post a Comment

Friends *ThankU ;)

About Me

My photo
i collecting words around me on my post
Penguin Jogging