Thursday, January 5, 2012

Nanda dan Tukang Buah

Nanda berdiri dipinggir jalan, menunggu angkot nomer 06 A lewat, gara-gara Andri tidak menjemputnya hari ini ia -dengan terpaksa- pulang naik angkot.

Sorry banget aku tiba-tiba di ajak nemenin bos ketemu client, dadakan, tapi mudah-mudahan prospeknya bagus. Doain ya cantik


cemberutnya hilang ketika mendengar kata "cantik", ah wanita memang mudah dirayu bukan?


Akhirnya angkot itu datang, didalamnya tidak ada siapa-siapa, Nanda duduk disudut dalam. Tidak berapa lama naiklah seorang wanita lalu kemudian seorang tukang buah keliling, buah yang sudah dipotong-potong dan dibungkus plastik itu begitu menggoda, terlihat segar


PING!!! 
Sudah dimanakah?


Di angkot


Oh.. ya sudah disimpan BB nya nanti dicopet loh

Ya makanya km jgn BBM


Iyaa, ttdj darlingku ;)


Nanda menyimpan kembali BB nya ke dalam saku tas yang paling dalam, jujur kalau boleh memilih ia lebih memilih naik taxi, tapi Bluebird yang ditunggu tidak lewat juga, untuk naik taxi yang lain pun ia tidak berani. Ia lebih memilih angkot dengan alasan kan rame-rame ngga sendirian 

Pandangannya kembali jatuh ke Tukang buah didepannya. Angkot yang sempit membuat lututnya harus bertemu dengan plastik-plastik buah itu. Kepala sang Tukang buah terantuk-antuk menahan kantuk. Sesekali ia mengerjapkan mata agar terus terjaga, tapi.. tidak berapa lama kemudian matanya menutup kembali


"Bang, buahnya berapaan?" entah apa yang mendorongnya untuk bertanya seperti itu
"Hah.. Oh yang mana neng?"
"Ini" Nanda menunjuk mangga berwarna kuning ranum yang sudah dipotong tipis-tipis
"Seribu neng, buah yang lain juga sama"
"Aku beli tiga" ia mengambil satu plastik bengkoang, mangga dan jambu air
"Ngga ada kembaliannya neng" sang Tukang buah tidak mengambil uang sepuluh ribuan yang disodorkan Nanda
"Ya sudah dua lagi deh, jadi kembali lima ribu" ia menarik satu lagi bengkoang dan jambu
"Yah neng, masih ngga ada, tadi cuma bawa uang buat ongkos naik angkot ini"
Hati Nanda miris mendengarnya, bayangkan si abang cuma membawa uang buat ongkos naik angkot, yang itu berarti... dua ribu rupiah. Bagaimana kalau tiba-tiba ada sesuatu terjadi didalam perjalanan?? Ingatkah kamu kapan terakhir kali kamu hanya membawa uang lima ribu dalam bepergianmu??
"Neng turun dimana? pakai aja dulu buat bayar ongkos nanti sisanya kasih ke saya" see.. bahkan ia percaya kalau Nanda tidak akan kabur dan tidak membayar buah-buah itu
"Kalau telur puyuh berapa?"
"Dua ribu"
"Aku ambil dua deh, sama buahnya satu lagi, jadi pas sepuluh ribu ya"
"Alhamdulillah, makasih neng.. panglaris panglaris" si Tukang buah mengibaskan uang sepuluh ribu itu ke dagangannya yang lain
Terenyuh melihatnya, Nanda memasukkan begitu banyak plastik ke dalam tas Charles n Keithnya, tidak memperdulikan tatapan aneh seorang wanita sebayanya disudut lain angkot tersebut


"Non, pulang naik apa? ngga diantar mas Andri"
"Ngga tadi aku naek angkot"
"Loh koq bisa?? Kenapa ngga nelpon biar dijemput sama mang Asep"
"Lama lagi nunggunya Bik, ya sudahlah ngga apa-apa toh aku sudah sampe rumah dengan selamat, eh iya nih Bibik makan semuanya" ia mengeluarkan plastik-plastik kiloan berisi buah potong dan telur puyuh
"Whualah" cuma itu komentar Bibik


Ternyata seru juga naik angkot, kapan-kapan mau ajak Andri ah. Nanda mesem-mesem jahil



No comments:

Post a Comment

Friends *ThankU ;)

About Me

My photo
i collecting words around me on my post
Penguin Jogging