Friday, January 6, 2012

Pisah Ranjang dimalam ketiga (IX)

"Ara.. araaa, banguunn"
"Heemm, memang sudah pagi"
"Kalau menurut kamu jam setengah dua belas itu sudah pagi yaa terserah"
'Setengah dua belas?? Masih gelap"
"Setengah dua belas malam memang gelaplah" 
"Oooh, kirain setengah dua belas siang"
"Duuh ribet deh kamu, Ara.. keluar sana"
"Apa" Akhirnya Ara membuka mata
"Keluarrr, kamu berisik aku ngga bisa tiduuurr"
"Aku mendengkur?"
"Iya!! aku ngga bisa tidur kalau berisik, kamu tidur diluar yah, buruaaann" baru menikah tiga hari dan Ara sudah diusir keluar kamar
"Beb, kamu serius" Ara mengerjapkan mata
Erli mengangguk dengan wajah menyesal "Soorrii my prince" tapi tangannya menarik Ara agar segera keluar kamar, ditangan yang lain ia menarik bed cover dan guling, bekal Ara tidur diluar
"Kemarin waktu di Villa ngga begini beb" 
Erli cuma nyengir


Antara nyawa yang belum terkumpul dan kaget dengan sikap Erli mengakibatkan Ara duduk di sofa dengan pandangan kosong, untung saja bunda keluar kamar kalau tidak mungkin Ara berpotensi kesambet setan
"Ara? Ngapain disitu?"
"Disuruh keluar sama Erli, katanya Ara berisik tidurnya jadi dia ngga bisa tidur" ia menjawab dengan muka datar
"Astaghfirullah, serius, ckckckck" Bunda menuju kamar Erli, masuk tanpa mengetuk pintu
"Erli kamu keterlaluan banget, masa Ara disuruh tidur di luar, ngaco deh kamu!!"
"Ihhss bundaa.. bunda tahukan kalau Erli ngga bisa tidur kalau ada suara-suara berisik
"Tapi itu suami kamu Li, belum-belum kamu sudah dosa tahu ngga. Mau sampai kapan Ara tidur diluar? ngaco banget"
"Iya iya, tapi untuk malam ini biar deh Ara tidur diluar, besok malam baru... emmm Erli usahakan dia tidur disini" wajahnya menghiba
"Kalau sampai ayah tahu, Bunda ngga akan belain kamu" 


Tentu saja kejadian itu membuat malu semua orang, 
Ara : Malu karena tidurnya mendengkur
Ayah, Bunda, mas Nadir, Dinda bahkan Bik Jum : malu akan sikap Erli
Erli : Malu karena dimarahi ayah didepan kucingnya, Mac Gyver


Dan malam berikutnya semua orang masuk kamar seperti biasa tapi tidak langsung tertidur, memasang pendengaran
"Makanya aku tidur duluan biar aku ngga denger kamu snoring" Erli berkata manja, salah satu trik agar orang iba terhadap dirinya
"Ya sudah, sana tidur"
"Tapi aku belum ngantuk ayang"


Untuk pertama kalinya dalam sejarah di rumah itu dengkuran menjadi suatu masalah yang besar

"How's your sleep? Makanya capek dulu biar tidur cepet, dijamin elo ngga bakalan denger suara dengkuran"
"Capek bagaimana maksudnya?"
"Ah elo tuh payah, sudah nikah masa ngga ngerti sih, itu loohh.. maen kuda-kudaan"
"Ayaaahh, mas Nadir niih ngomong jorookk"
"Heh, apaan sih teriak-teriak"
"Ayaah jangan-jangan dia udah ngga perjaka nih"
"Heh shut, reseh banget seh elo, ah au ah"


"Mba, kata temenku papahnya dia juga suka mendengkur, tapi mama nya cuek aja, palingan telinganya disumpel pake kapas"


"Li, seingat ayah kamu juga tidurnya kadang mendengkur, itu biasa, bisa jadi penyebabnya kecapean, atau ada masalah dengan saluran pernapasan Ara, coba kamu bicarakan dengan dia, ayah ngga mau ada insiden pengusiran lagi"


"Non, tadi Bibik belanja di Diamond, terus ada obat tetes ini, katanya bagus buat orang yang suka ngorok"


Hfff trending topic eeuyy, kenapa sih orang-orang dirumah ini


"Bunda, ngapain?" Erli melongok ruang kerja ayah dan mendapati Bunda serius didepan komputer
"Lagi googling"
"Ciee gaya banget sih bundaku inii, lagi cari apa siihh" Erli mendekat

"Obat dan cara mengatasi dengkuran"


Penyesalan memang datang belakangan, seperti yang dirasakan Erli. Ia menyesal mengusir Ara kalau tahu imbasnya akan seperti ini. Ia pun merasa bersalah terhadap Ara. Ia berjanji ia tidak akan mengusir Ara lagi, kalaupun terpaksa ia yang akan mengungsi ke kamar Dinda


-9367/50000-

No comments:

Post a Comment

Friends *ThankU ;)

About Me

My photo
i collecting words around me on my post
Penguin Jogging