Sunday, January 8, 2012

LDR - 2 (XI)

Di suatu malam yang terang penuh bintang, Ara menghamparkan karpet kecil, membawa bantal tivi, dua gelas coklat hangat dan keripik mak icih yang -finally- berhasil ditemukan Ara dimana mangkalnya sang Jendral 

Malam minggu bagi pasangan yang telah menikah mempunyai arti berbeda dengan pasangan yang masih berpacaran. Lebih bebas.. tentu, tanpa batas.. pasti, dan hal lain adalah malam itu akan terasa lebih romantis dan bernyawa. Seperti mereka saat ini, Ara merebahkan diri dipangkuan Erli, sambil menatap langit cerah, tertawa bersama, sesekali menerima suapan keripik yang... pedas banget itu. Tidak ada yang mengganggu mereka, inilah sebenar-benarnya yang dikatakan : dunia milik mereka berdua, yang lain... ngontrak!

"Dua tahun lagi, Insya Allah kuliah kita selesai. Masih lama yah beb"
"Aku mungkin bisa menyelesaikan kuliah dalam jangka waktu satu tahun kurang, Itupun kalau kamu mengijinkan"
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, kalau aku menetap di Bandung untuk sementara waktu mungkin aku bisa lebih fokus, sambil kerja juga mungkin"
"Koq?"
"Semester pendek, sisa waktunya cari uang. Aku malu sama keluarga kamu, sampai kapan kita numpang hidup seperti ini, aku kan suami harusnya aku yang menafkahi kamu"
Keinginan menyela kata-kata Ara ditahan Erli, ia teringat nasihat Bunda untuk menjadi istri yang lebih baik, oleh karenanya ia membiarkan Ara menyelesaikan kata-katanya, mencernanya baru kemudian merespon
"Maaf Beb, bukannya aku tidak senang tinggal disini, justru sebaliknya, feeling so comfort, your parents just like my real blood parents, i love your family, tapi... kalau seperti ini terus kita tidak akan menjadi dewasa. Kalau papap tahu ia akan malu mempunyai anak laki-laki seperti aku"
Ara mengira Erli akan memberontak dan marah karena kata-katanya, tapi yang terjadi adalah sebaliknya, Erli tersenyum, mengelus lembut pipinya dan tidak terduga sama sekali Erli bahkan berkata
"Ara... I love you so much"

Kejadian tadi malam itu seperti mimpi, dan saat ini Erli sudah sadar
"Jadi kita LDR laaagi??" ia cemberut
"Ya Allah Beb, tadi malam kamu sudah setuju, koq sekarang berubah lagi. Jangan-jangan kamu berkepribadian ganda ya?" Ara masih berkutat dengan pakaian dan kopernya, ia sendiri yang merapikan pakaian untuk dibawanya ke Bandung, karena Erli menolak melakukan itu

"Aku takut... kamu macam-macam"
"No i am not, I already promise to you right"
"Kalau khilaf?"
"Potong saja leherku hehe" 
"Ngga lucu"
"Memang tidak, justru akan menyeramkhaaann"
"Araaaaa" 
Ara memeluknya, erat sekali. Menjanjikan cinta yang abadi


Kali ini d Bandung Ara tidak tinggal di rumah kost melainkan tinggal dirumah salah satu kerabat dari keluarga Erli, tentu saja hal ini lebih menenangkan mengingat kejadian beberapa tahun lalu.. Dian Gate

Beb
Mamah kangen sama kamu
Terus waktu aku bilang ya sudah kita ke Bandung saja, mamah langsung menyetujuinya
What do u think?

Hey its a big news
Love it
When?

Hmm minggu depan mungkin, minggu ini kuliahku padat bngt
Is that ok?

Yes beb, cant wait to c u my princess

Andai ini film kartun pasti bola mata Erli sudah berubah menjadi bentuk love, dan diatas kepalanya muncul bidadari-bidadari mungil yang menari-nari.. Bagaimana tidak? Your lovely person say something like that to you.. cuma orang yang tidak mencinta yang tidak terpengaruh dengan kata-kata semanis itu

"Gue pernah dengar pak Mario Teguh berkata, hmm yang intinya Hati-hati terhadap pria yang pintar merayu, bisa jadi ia mendapatkan skill itu dari pengalamannya yang berulang-ulang. Mungkin saja ia sudah banyak merayu wanita, makanya dia jago begitu. Sebaliknya kalau ada pria yang kaku dan tidak bisa merayu justru itulah yang pantas untukmu karena ia belum mengorbankan banyak wanita untuk mengasah kepintarannya menggaet wanita"
"Masa sih pak Mario Teguh berbicara sepanjang itu dalam satu kalimat? Elo pasti melebih-lebihkan"

Ratna teman kuliahnya yang mengetahui status pernikahannya dengan santai berkata, tanpa sedikitpun perduli apakah Erli akan menjadi galau karena kata-katanya

"Yaa kan gue bilang intinya begitu, gue belum sepintar pak Mario Teguh dalam merangkai kata-kata"
"Hmm" walaupun terkesan cuek tapi tak bisa dihindari kalau hal itu mempengaruhi hati dan pikiran Erli. Benarkah Ara seperti itu? Aku kenal dia dari SMA, dia memang anak basket, banyak yang suka kepadanya, tapi... dia bukan playboy, malah dia pemilih banget. Aku ngga pernah lihat dia punya pacar
"Li.. Hoyy bengong yah"

Erli mencoba untuk bersikap dewasa, Long Distance memang sulit, tapi.. mereka berdua bukan lagi dalam masa pacaran. Tapi banyak juga orang yang sudah menikah lalu berselingkuh, salah satu alasannya karena kurang mendapat perhatian, itu juga karena mereka saling berjauhan.. Ahh perasaan-perasaan itu muncul kembali, perasaan curiga, cemburu buta.. Ya Allah tolong jaga hati kami berdua, selalu pautkan kami.. Please

Erli terbangun karena nada dering blackberry nya yang tidak kunjung henti
"Halo" suara bangun tidurnya terdengar jelas
"Bebeb.. kenapa sih susah banget ditelpon!! Sudah sepuluh kali mungkin aku telpon tapi baru diangkat sekarang. Kamu lagi ngapain sih??" suara Ara disebrang sana membuat kantuknya hilang
"Oh ya?? Sorry my prince aku ketiduran" Erli ketularan Ara yang lebay
"Beneran? Kamu ngga bohong kan beb? Kamu dirumahkan?" nada cemas itu membuat Erli tahu bahwa tidak ada yang perlu dicurigai dari Ara, ia tetap miliknya..

"Mamah, koq kesini?" Ara masih tidak percaya kalau Mamah, Mba Niar, Bunda dan Erli akan mendatanginya ke Kampus
"Boleh dong mamah cek lapangan, selama ini tahunya dari cerita kamu saja. Padahal dulu mamah sering antar kamu ke sekolah"
"Ya elah ya lainlah mah"
"Tapi aku senang koq dapat kunjungan seperti ini" tambahnya cepat
Setelah berbincang-bincang sebentar dan mengenyangkan perut dengan jajanan ala kantin kampus mereka menuju ke mobil, seakan belum hilang rasa capek setelah perjalanan jauh keempat wanita itu segera saling melontarkan ide factory outlet mana yang ingin dikunjungi saat itu juga

Ara menarik tangan Erli agar berjalan bersamanya, agak kebelakang dari ketiga perempuan yang masih serius dengan bahasan factory outlet 
"Kamu apa kabar?"
"Kabar aku kangen, kita belum pernah berpisah selama ini semenjak nikah"
"Cuma tiga minggu princess"
"Feel like three months"

"Ara" tiba-tiba ada seorang wanita memanggil
"Hei, ada apa Lus"
"Kamu dicari sama Pak Doni tuh, hmm mengenai asisten dosen gitu-gitu deh" sambil berbicara wanita tersebut melihat ke arah Erli
"Oh ya? Wah must be good news nih beb"
"Memang apaan?"
"I'll tell you. Nanti yah, kamu tunggu di mobil saja sama yang lain, ngga lama koq.. Pak Doni nya dimana Lus"
"Follow me"

Radar wanita Erli menangkap sesuatu yang aneh dari wanita itu, siapa namanya? Lus? Mungkin Lusi, sepertinya Lusi ada hati kepada Ara.. Ahh sudahlah dont wasting your energy. Erli berlari kecil menyusul ketiga wanita yang disayanginya. 

Tidak lama dilihatnya Ara berlari kecil ke arah mereka. Ada binar diwajahnya
"Habis apa sih? Lama banget. Kita sudah ngga sabar nih belanja-belanji"
"Mamah ke Bandung niatnya mau shopping atau nengokin anaknya sih?" Ara memasukkan map besar ke dalam Innova putih, mobil yang baru dibeli Mba Niar dari hasil mengumpulkan uang gajinya
"Sekalian" Mba Niar menimpali sembari memberikan kunci mobil tersebut
"Alhamdulillah permohonan Ara menjadi Asisten Dosen diterima oleh Pak Doni, salah satu Dosen disini, terus kemarin Ara juga sempet ngelamar kerja di cafe deka-dekat sini dan... diterima juga" senyumnya mengembang, membuat lesung pipi itu muncul kembali
"Alhamdulillah yah.. sesuatu. Eh tapi kuliah kamu jangan sampai terbengkalai ya. Nanti mba Lita bisa ngamuk-ngamuk kalau kamu ngga lulus-lulus"
"Iya mbaa, Insya Allah kuliah jadi prioritas"
"Loh koq kuliah? harusnya aku dong" Erli yang duduk dibangku depan protes
"Eh kamu yah? Aku lupa hehe"



"Lusi itu siapa beb?"

"Lusi..."
"Yang tadi siang di kampus kamu, yang kasih kabar kamu dipanggil Dosen"
"Ooh, satu kelas"
"Kayanya dia suka sama kamu"
"Jangan mulai deh"
"Seriuus. I can see from her eyes"
"Sejak kapan kamu jadi cenayang?"
"Sejak kejadiaaann... yang dulu tuuh, waktu kamu selingkuh"
"Ih siapa yang selingkuh, ngaco"
"Terus apa?"
"Baru mau, tapi belum.. enggak deng, bercanda.. yee gitu aja ngambek, bibirnya sampai maju, bimolii.. bibir monyong lima sentii"
Ara meralat kata-katanya begitu melihat wajah Erli yang berubah bete
"Aku sudah janji sama kamu, aku akan pegang itu. Selain itu aku juga sudah janji sama Allah disaksikan para Malaikat dan orang-orang terdekat kita ketika aku mengucapkan ijab kabul, jadi.. kamu tidak perlu menghabiskan waktu, energi dan pikiranmu untuk mencurigai aku"
"Iya sih memang, cuma... masalahnya dijaman sekarang ini perselingkuhan marak banget terjadi, aku jadi parno"
"Kembali ke manusianya, apakah ia punya rasa takut terhadap hukum Tuhan atau tidak'
"Eh ngomong-ngomong selingkuh, kamu ingat Meta ngga, si pianis?"
"Temen sekolah kita? Yang bertetangga sama keluargamu itu?"
"Iyaa, anak pintar dengan segudang prestasi"
"Memangnya ada apa?"
"Waktu Bunda arisan bareng ibu-ibu komplek, mereka menggosipkan Meta, kata mereka Meta itu sekarang selingkuhannya pengusaha"
"Ah masa? Dia kan anak baik-baik, ngga mungkin ah"

"IIhh tadinya juga Bunda ngga percaya, tapi banyak yang melihat Meta diantar sama om-om itu, terus kata pembantunya waktu kapan itu ada ibu-ibu yang nelpon ke rumah and marah-marah, dia bilang "Bilang ya sama Meta jadi anak cewek jangan kecentilan, mau merebut suami orang. Mana ibunya? saya mau bicara biar dia tahu kalau anaknya wanita murahan"
"Terus.. teruss"
Salah satu kesamaan dan yang membuat Ara dan Erli kompak adalah karena keduanya tukang gosip


2.45 AM

Sudah lama gue ngga posting sesuatu di blog gue ini *jiaaahh sesuatu, kaya Syahrini aja deh gue, hehe Alhamdulillah yah*

Well, oke ceritanya begini pemirsa, gue lagi galau, gue terbangun di dini hari yang dingin, masih di Kota Kembang. Menengok kesamping dan mendapati ada seorang wanita yang tidur disebelah gue.. *Eh elo jangan pada porno dulu yak.. Cewek itu Erli woyy, my own wife :P* tapi gue galau, karena besok dia plus dua nyokap gue and my sista harus balik lagi ke Jakarta
Jujur gue masih kangen dengan kebersamaan kami, tapi... kami punya urusan masing-masing. Dan keputusan untuk tinggal di Bandung adalah keputusan yang memang HARUS gue ambil. Untuk kebaikan kita semua

Long Distance memang sulit gan, Sumpah!! makanya gue salut sama pasangan yang bisa bertahan dalam jarak jauh. Contohnya : Pelaut. Berbulan-bulan pasutri itu berpisah, saling menjaga dirinya, menjaga janji setia dan kepercayaan yang tinggi, satu lagi.. kebutuhan biologis gan.. Suer!! 

Gue belajar untuk mempercayai my wife, and gue tahu dia juga belajar untuk itu. Susah memang, but worth it. Kalau tidak ada lagi saling percaya lalu untuk apa masih bersama? Itu salah satu kata-kata pegangan gue

Cobaan pasti ada, gue yang kece ini *ngga nyombong, tapi kenyataan* *jangan sirik* sering mendapat sikap manis dari cewek-cewek di kampus. Tapi gue sok jual mahal, karena gue memang mahalan hehe.. Dan gue tahu bini gue juga di Jakarta mengalaminya, dia itu tipe cewek yang humoris, ringan tangan banget -suka menolong plus suka nyubitin gue-, dia itu pintar dan yang pasti dia itu cantik, walau tanpa make up tebal dia tetap menarik. Gue rasa pasti banyak juga cowok-cowok di kampusnya yang berusaha mendekati dia, tapi.. didalam kerajaan hatinya cuma ada satu singgasana, milik gue, selebihnya diluar kerajaan bareng prajurit sama kuda perang :D

Tapi sejauh ini gue sudah membuktikan kalau gue pantas untuk dipertahankan dan diberikan kesetiaan, she know if for sure

Bagi elo-elo diluar sana yang sedang LDR, kalau elo merasa pantas mempertahankannya silahkan dilanjut, tapi kalau cuma pacaran ngga jelas udah begitu di LDR-in saran gue mendingan elo cari lagi heheheheh

Salam Cinta 
dari Gue.. and my wife.

-11871/50000-

No comments:

Post a Comment

Friends *ThankU ;)

About Me

My photo
i collecting words around me on my post
Penguin Jogging