Tuesday, January 3, 2012

Wud U Marry Me (VI)

Sudah hampir 2 minggu Erli memutuskan kontak dengan Ara. Sekembalinya mereka dari Sulawesi ia menutup komunikasi. Break Aja Dolo begitu Timeline nya, ia tidak perduli kala teman-temannya mengatakan "ciee kaya yuni shara raffy ahmad aja deh pake break break segala" ia tetep kekeuh dengan keputusannya.

Kadang kita pernah merasa tidak mengenal seseorang yang sebenarnya sudah sangat dekat dengan kita. Ketika itu terjadi kita bertanya "Kamu kenapa sih?" "Kamu berubah" "Dulu kamu ngga begini" dan sebagainya. Erli sampai kepada tahap itu, Dian gate memaksanya untuk mengenal Ara kembali, mencermati apa yang kurang dan tidak ada dalam hubungan mereka selama LDR

"Aku butuh ngobrol malam-malam menghilangkan kepenatanku seharian, tapi kamu sudah tidur waktu aku BBM"
"Kamu juga ngga angkat telpon ketika aku terbangun malam-malam karena suara petir yang menggelegar, kamu masih ingatkan Ra kalau aku takut suara petir?"

"Hari minggu entah kapan aku mau beli sepatu baru, ngga ada kamu untuk aku mintai pendapat"
"Aku pulang dari salon dan kehujanan, ngga ada kamu yang jemput dan mengatakan "Duuhh tambah cantik aja niih yang baru abis dari salon""

"Di Bandung aku ngekost, otomatis ngga ada yang nyuciin baju atau masakin makanan buat aku"
"Di Jakarta aku ngga punya pacar, pulang pergi ngampus, ke toko buku, ke mall dan sebagainya ngga ada yang mengantar"

"Adakalanya kamu sangat sibuk beb, seharian ngga bisa dihubungi, aku butuh teman ngobrol"
"Memang teman cowomu kurang untuk di ajak ngobrol? Atau banyak sekali obrolanmu sampai harus sangat akrab sama anak ibu kost itu?"

"Jawab dengan jujur, kamu ngga punya gebetan di Jakarta?"
"Pastinya ada lah yang mendekati aku, tapi aku menjaga kepercayaanmu dan komitmen kita, tidak seperti kamu"

"Aku ngga ada apa-apa sama Dian"
"Iya karena sudah keburu ketahuan sama aku, coba kalau ngga, buktinya kamu udah menjanjikan lebih dari pertemanan dengan dia... aarrrghh sudahlah males aku"

Perbincangan ini diakhiri dengan Erli menutup pintu rumahnya sambil menyeret koper dan kardus berisi oleh-oleh. Ia meninggalkan Ara duduk di teras. Setelah setengah jam memanggil dan tidak keluar juga Ara memutuskan untuk pulang. Ara mencoba pamit lewat BBM tapi ternyata BBM mengatakan Erli tidak berada dalam daftar kontaknya. Reinvite? or Delete contact?

"Wuiihh yang pulang dari mudik bawaannya kardus eeuyy.. cini cini aku bantuin" Dinda yang masih berkeringat entah sedang melakukan apa menghampirinya
"Uff bau matahari, habis apa seh lo"
"Maen basket laah, namanya aja orang sehat"
"Orang sehat makannya es krim, sini" Erli merebut es krim dari tangan Dinda
"Kalau atlit itu makan minumnya harus dijaga, jangan sembarangan" ia berujar sok tahu, Dinda yang sibuk membuka kardus tidak menanggapi
"Whua enak neeh, otak-otak, baso, sirup markissa, bagea kenari, kacang disco?? apaan nih? kacangnya bisa joget-joget yak?? xixixi" 

Erli meninggalkan Dinda, masuk kamar dan merebahkan diri. Lelah, penat, air mata yang ditahannya selama 6 hari itu akhirnya keluar juga. mengecek BBM dan sempat lupa kalau telah mendelete pin Ara.

Tangisan memang tidak menyelesaikan masalah, tapi dengan menangis perasaan sakit akan sedikit lenyap. Air mata yang keluar secara ajaib dapat sedikit menyembuhkan luka, ada harapan didalamnya, ada cinta dan gambaran kasar akan sebuah solusi. Air mata adalah hak setiap individu dalam merefleksikan perasaan, tidak terbatas apakah ia wanita atau pria karena keduanya dianugrahi air mata sebagai bukti bahwa ia mempunyai hati.

"Ra, melamun?" Mamah menepuk pundak Ara, ia telah memperhatikan putra semata wayangnya sejak setengah jam yang lalu
"Hah.. ngga mah" Ara mengerjapkan mata, berharap mamah tidak melihat segumpal air mata yang sudah siap turun ke pelupuk
"Kalau mengantuk sana tidur, mba Niar malah sudah masuk kamar dari tadi"
Ara diam
"Eh terus bagaimana tadi di rumah Erli? Bertemu ayah bunda nya tidak? Mamah sreg banget deh dengan keluarga Erli, mereka hangat sekali yah, sopan, berpendidikan. Kemarin juga waktu di Sulawesi om dan tante kamu bilang kalau mereka suka dengan Erli. Kapan-kapan mamah main ah ke rumahnya"
"Mau ngapain?"
"Loh koq mau ngapain, ya silaturahim lah, sebagai calon besan"
jleb banget dirasa Ara, jangankan memikirkan kesana sekarang saja Erli marah besar dengannya
"Oohhh" 
"Ya sudah sana tidur, tuh matamu sudah merah begitu, nanti sakit lagi"
"Hmm"
Ara menuju kamar, beruntung karena mamah menganggap mata merahnya disebabkan oleh kantuk

Bebeb, kamu marah banget yah sama aku. Aku kan udah minta maaf. Maafin aku karena udah cheating dari kamu, tapi.. sumpah aku ngga ada niat untuk menduakan kamu. Dian memang baik, aku merasa menemukan sosok lain dari dirimu, kamu yang perhatian, supel, selalu membuat aku tertawa.. Dian juga begitu. Beb hanya karena jaraklah yang membuat aku sedikit melenceng dari kamu, tapi.. tidak ada sedikitpun keinginan aku untuk putus dari kamu..

Ara mulai terlelap

"Sayang, bangun. Sudah maghrib, mosok tidur dari siang ngga bangun-bangun. Memang ngapain aja siih di kampung orang?" bunda mengguncang pelan tubuh Erli
"Huumm.. bunda, masih capee"
"Bangun doong, bunda sama yang lain mau denger cerita kamu"
"Kan dari kemaren aku update status melulu, ada fotonya juga, masih kurang?" Erli masih mendekap guling
"Ya terus kapan mau bangun?"
"Besok, kurang tidur tauu. Di sana aku bangun pagi maklum jaim" 
"Liii bangun, maghrib!"
Demi mendengar suara ayah seketika itu juga Erli membuka matanya
"Iyaa, udah" jawaban ini langsung disambut cubitan di lengan
"Ihs kalau ayah yang bangunin langsung deh matanya melotot"
"Aww, bunda sakiit"

"Thank you yah kaosnya, lumayan buat maen futsal" mas Nadir masuk sambil memamerkan kaos baru berwarna hitam bertuliskan Welcome To South Sulawesi
"Basonya juga enak nih, dagingnya berasa, pake daging apa ya? daging kucing bukan yaa" ia ngeloyor pergi tanpa menunggu respon Erli
"Heh, doh siapa yang ngacak-ngacak kardus!!" ngantuknya sudah hilang, dan ia mendapati ruang keluarga dengan oleh-oleh yang terhampar di karpet, beberapa kaos titipan teman, peci ala Sulawesi, kacang, kue tenteng kenari, kue kurma, sirup marquissa, hiasan dinding kupu-kupu dari Bantimurung 
"Dindaaaa"

Tiga bulan yang berat, no communication at all between Ara and Erli
"Jadi elo beneran ngga mau maafin Ara?"
"Winda.. winda.. elo kaya ngga kenal Erli aja, dia mana mau sih diduain gitu, inget Sapto ngga? Baru Sapto ngelirik cewe kelas lain, eh langsung diputusin sama Erli. Apalagi sekarang" Winda dan Meta, sahabat Erli semenjak SMP menghabiskan malam minggu bertiga saja, Ladies Nite. Bukannya mereka tidak punya pacar, tapi ini demi menghormati Erli yang sedang putus cinta
"Tapi elo kan ngga putus ya Li? Cuma break doang"
"Podoae, sami mawon, same same" Erli mengambil beberapa novel dari rak buku Winda, memasukkannya ke dalam tas. Pinjam yang tidak perlu di-verbal-kan 

"Tok..tok.. Non, diluar ada mas Ara" Bik Jum masuk tanpa menunggu ijin dari Erli, hal itu memang sudah biasa bahkan Bik Jum pernah masuk kamar ketika Erli sedang mematut diri di kaca dengan hanya memakai pakaian dalam "Iiiihh Bik Juuum kebiasaan niihh maen masuk-masuk aaajah" "Hehe memang kenapa, ah Bibik juga ngga nafsu sama enon" Bik Jum nyengir kuda "Tapi kan aku maluuu" Erli loncat ke kasur dan menutupi dirinya dengan bed cover "Ngapain malu, lha wong enon itu yang mandiin kan bibik waktu masih pitik" "Pitik.. Emang ayam, ada apaan sih??"
"Bibik bilang aja aku ngga ada"
"Yaah bibik sudah bilang enon ada di kamar, ngga mau bohong ah dosa" dengan tampang inosen Bibik keluar kamar
"Bibik mau kemana?"
"Bikinin es jeruk" 
#kemudianhening


"Mau apa?"
"Beb, apa kabar?" Ara tersenyum, memandang Erli dengan rasa rindu, tapi tidak berani melangkah mendekat, takut..
"There's something that you wanna talk to me?"
"Banyak banget yank, kangen, pembelaan diriku, bertanya kabar kamu, everything we missed for this three months"
"Kita kan lagi break, atau.. mau putus aja sekalian? its better"
"Mbuul, don't say that!!"
"I hate you!!"
"Iyaa aku tahu tapi.. come on.. i did say sorry, i wont do that again, promise"
"How can i trust you, kamu di sana aku di sini, aku ngga bisa mantau kegiatan kamu, and you can lie anytime, who knows"
"Sebegitu tidak percayanyakah kamu sama aku?"
"Kamu yang membuat aku menghilangkan kepercayaan itu, ingat LDR ini bukan cuma kamu yang menjalani, aku juga, tapi aku konsis, aku bisa menjaga diriku tapi kamu tidak!"
"Aku khilaf"
"Yeah semua orang yang bersalah defense nya pasti begitu. Khilaf, coba kalau belum ketahuan ngga akan ada khilaf deh"


"Ehem, mas Ara ini loh es jeruknya, Bibik khusus bikinin buat mas Ara"
"Eh iya Bik makasih"
"Mas Ara kemana saja sih, kayanya sudah lama banget ngga kemari, sibuk ya?"
"Iya Bik lagi banyak tugas" 
"Semua orang di rumah ini menanyakan mas loh, Bapak saja sampai mencari, ngga ada temen main catur katanya. Ibu juga, apalagi Dinda, kangen katanya dibeliin toblerone hehe"
"Masih lama Bik?" Erli bertanya sambil berkacak pinggang
yang ditanya hanya mesem-mesem, masuk ke dalam rumah dengan nampan di dada


"Semua orang di rumah ini ternyata kangen yah sama aku. Kamu kangen ngga beb"
".................."
"Ya Allah beeb, udah doong, aku harus apa sih biar kamu berhenti ngambek"
"Ngga ada, pulang sono" Erli berbalik hendak menutup pintu -seperti biasa-
"Would you marry me beb?"


-5836/50000-

No comments:

Post a Comment

Friends *ThankU ;)

About Me

My photo
i collecting words around me on my post
Penguin Jogging